RSUD Majalengka dan RSUD Cideres, Kabupaten Majalengka Jawa Baratmenyiapkan ruangan isolasi bagi pasien hepatitis akut. Hal itu guna mengantisipasi kemungkinan munculnya kasus di Majalengka. Kasie Pelayanan RSUD Majalengka, Alex Nugraha mengatakan, pihaknya kini menyiapkan dua tempat tidur penanganan rawat inap atau isolasi penderita hepatitis akut di ruang Melati, ruang perawatan khusus anak anak.
Ruangan tersebut disiapkan mengantisipasi adanya kasus yang muncul secara tiba tiba di Majalengka yang mungkin dibawa dari luar. “Kami siapkan dua tempat tidur. Meski demikian semoga saja tidak muncul kasus di Majalengka,” ujar Alex, Sabtu (14/5/2022). Sampai saat ini menurutnya, pasien yang datang ke RSUD Majalengka kebanyakan adalah rawat jalan yang jumlahnya mengalami lonjakan signifikan.
Kondisi itu diduga akibat masa libur yang cukup lama sehingga banyak pasien yang menunggu berobat setelah masa liburan. "Pada awal pekan jumlah yang tercatat ada sebanyak 600 pasien yang melakukan pengobatan rawat jalan, serta Selasa dan Rabu masing masing 700 orang dan hari sisanya di bawah itu," ucapnya. Tingginya pasien yang datang sebagian di antaranya adalah pasien yang biasa melakukan pengobatan secara terjadwal.
Sedangkan untuk rawat inap pascalebaran tidak begitu banyak kenaikan walaupun terjadi peningkatan. Hal yang sama juga dilakukan Direktur RSUD Cideres, Asep Suandi. Pihaknya kini menyiapkan ruangan namun jumlahnya akan disesuaikan dengan kondisi yang ada.
Saat ini pihaknya masih melakukan sosialisasi perihal gejala dan tanda tanda klinis penyakit yang diderita pasien hepatitis akut sesuai pemberitahuan dan edaran dari Kemenkes dan organisasi profesi melalui tenaga medis yang ada di RSUD Cideres. Hal itu sebagai langkah kewaspadaan dan alur pelayanan bila ada pasien yang dicurigai. “Ruangan yang disiapkan ada, itu tidak mengganggu ruangan isolasi yang baisa dipergunakan pasien Covid 19. Pasien Covid 19 sendiri kini masih ada satu kasus yang menjalani perawatan. Sedangkan tempat tidur perawatan lainnya kebanyakan sudah kembali ke perawatan umum,” ujar Asep.
Sosialisasi ini menurutnya, dilakukan lebih pada peningkatan kewaspadaan. Sebab penyebabnya sendiri hingga kini belum diketahui. "Penyakit tersebut masih misterius, sehingga obat apa yanag tepat untuk digunakan mengobati hepatitis akut yang paling tepat tersebut belum ada."
"Obat apa yang tepatnya kan belum ada, sekarang mendeteksi gejala klinis dari penyakit tersebut,” katanya.